Tuesday, January 20, 2009

Mempertanyakan Pekerjaan Ideal


Mempertanyakan Pekerjaan Ideal



Penyakit umum yang sering dialami oleh individu adalah tidak/kurang puas dengan apa yang SUDAH didapatkan dan "AKAN" merasakan kepuasan sepenuh hati dengan sesuatu yang nanti didapatkan. Bagi yang belum bekerja kemungkinan besar mendapatkan pekerjaan "apa saja" merupakan kenikmatan tersendiri. Namun setelah pekerjaan didapat, rasa nikmat itu hilang dimakan oleh kecenderugan lain untuk mendapatkan pekerjaan sesuai dengan background pendidikan, pengalaman, identitas diri dan standard gaji yang lebih tinggi. Ketika semua itu sudah didapatkan pun tidak berarti masalah selesai sebab masih ada kecenderungan lain lagi yang muncul yaitu mendapatkan pekerjaan ideal.

Melalui tulisan ini saya ingin mengajak anda mempertanyakan dua hal. Pertama, adakah pekerjaan ideal itu menurut teritori aktual berdasarkan peta yang sudah ada? Kedua, sehatkah kecenderungan untuk merasa "tidak puas" dengan pekerjaan yang ada sekarang?


Definisi

Kalau merujuk pada definisi teoritis tentang arti kata “Ideal” yang sebenarnya, maka tata letak yang memisahkan realita ideal dan realita aktual tentang pekerjaan yang kita hadapi saat ini sudah benar. Pekerjaan ideal itu ada (dalam arti ‘it exists’) dan perlu kita adakan (baca:pahami) dalam rumusan konsep (It is conceptualized). Tetapi harus dengan pengakuan tidak akan terjadi (it doesn’t happen) dalam arti secara matematis/actual. William James (1842-1909), seorang pakar psikologi, mengatakan iIdeal itu bagaikan bintang di langit. Jangan pernah berpikir tangan anda dapat menggapainya tetapi pilihlah sebagai petunjuk yang harus anda ikuti untuk meraih nasib yang anda pilih. Advance Dictionary menerjemahkan kata ideal sebagai berikut: “(something) contrasted with real, existing only in the imagination; not like to be achieved”.

Definisi demikian sudah klop dengan tatanan alamiah di mana langit sebagai destinasi ideal dan bumi adalah kenyataan aktual. Langit itu ada (exist) tetapi tidak satu pun orang dapat menggapainya (happens) secara fisik. Munculnya gap internal di dalam diri seseorang tentang pekerjaannya adalah kesalahan mengartikan dan menggunakan senjata kata ‘ideal’. Kesenjangan internal terjadi karena orang memaksakan ideal untuk terjadi secara fisik dan menolak peristiwa aktual dalam arti keinginan untuk membuat tata letak yang sebaliknya. Beberapa kerugian yang akan diterima oleh aksi memutarbalikkan fungsi dan arti ideal ini dalam pekerjaan dapat diprediksikan sebagai berikut:


1. Miskin konteks secara menyeluruh tentang pekerjaan terutama dari mana, bagaimana dan dengan siapa saja pekerjaan akhirnya diselesaikan. Kemiskinan konteks (interconetedness) disebabkan oleh keterbatasan pemahaman atas pekerjaan yang dibatasi oleh pikiran menolak materi pekerjaan.

2.Perasaan tidak bahagia, tidak senang, dan tidak antusias menjalani pekerjaan karena pekerjaan yang telah ditukar dengan waktu, tenaga dan pikiran itu hanya dijiwai setengah-setengah.

3.Tidak yakin dan tidak bangga dengan pekerjaan dan jabatan yang disandangnya sehingga dengan gampang menggunakan senjata pasrah (giving up) atau melempar tanggung jawab kepada orang lain (blaming).

4.Tidak memiliki sikap penilaian rasional atas orang lain dan keadaan di tempat kerja atau mengidap penyakit yang diistilahkan dengan "critical spirit", di seseorang cenderung melihat dari sudut paling negatif tentang dirinya, orang lain dan keadaan.

5.Lebih banyak ruginya ketimbang untungnya baik secara pendapatan material dan non-material. Kalau kita tidak menerima sepenuh hati pekerjaan yang kita jalani bagaimana mungkin orang mempercayai hasil pekerjaan kita? Selain itu, kualitas pengalaman seseorang (yang merupakan komoditi karir) seringkali diwakili oleh “how good” bukan "how long". How good adalah lambang bagaimana orang memaknai peristiwa yang dialami melalui apa yang dilakukan terhadap peristiwa tersebut.

Dari uraian di atas rasanya sudah terjawab bahwa anda tidak akan menemukan pekerjaan ideal dari orang lain kecuali anda menciptakannya sendiri yang ‘exist’ secara emosi, mental, pikiran, sikap, dan keyakinan agar rumusan tersebut berfungsi sebagai inspirator/motivator untuk terus maju meraih bentuk kesuksesan pekerjaan yang anda pilih.

Batu Loncatan

Pengalaman membuktikan bahwa amat sulit (bahkan mustahil) untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang langsung "meet" dengan kebutuhan, keinginan dan harapan pada satu saat yang bersamaan. Oleh karena itu untuk mencapainya diperlukan suatu siasat dengan membuat Jembatan Batu Loncatan. Sebenarnya jembatan ini adalah ungkapan dari kecenderungan sehat dengan syarat diletakkan dalam persepektif yang sehat. Bagaimana membedakan yang sehat dan yang tidak sehat? Berikut adalah sebagian dalil yang dapat kita jadikan alat membedakan:


1.Menjadikan pekerjaan hari ini sebagai realita aktual yang disyukuri (accept and acknowledge) atas dorongan keyakinan untuk menemukan makna.

Ajaran teologi mengatakan apapun yang kita terima hari ini mengandung makna. Persoalannya makna tersebut seringkali tampil di permukaan berupa peristiwa yang tidak kita inginkan, seperti kegagalan atau penyimpangan terhadap kalkulasi logis. Semua orang dipastikan bisa membenarkan perkatan Antony Robbin yang kira-kira artinya adalah banyak peristiwa yang dulunya kita tolak mati-matian tetapi pada akhirnya kita sadari bahwa peristiwa tersebut kita butuhkan demi kemajuan dan kebaikan kita. Hanya saja yang sering terjadi adalah kita terlambat menyadarinya padahal ada pilihan lain di mana kita bisa langsung menyadari dengan mengubah format keyakinan bahwa: setiap peristiwa pasti ada makna !

2.Merasakan pekerjaan dengan sepenuh hati (half-full-cup feeling) – menolak perasaan setengah-setengah (half-less-cup-feeling).
Memang tidak ada yang dapat memastikan masa depan kita akan menjadi lebih atau lebih buruk, tetapi menurut logika hidup yang benar seseorang harus membangun masa depannya mulai dari hari ini. Kalau kita sudah merasa tersiksa dengan hari ini maka kita telah membangun masa depan dengan rasa tersiksa dan nestapa sehingga hasilnya adalah…..? Kahlil Gibran mengatakan orang bisa merasakan bahagia dan nestapa jauh sebelum orang tersebut benar-benar merasakannya. Bahagia dan nestapa adalah pilihan emosi yang kita tentukan, bukan persoalan pekerjaan.

3.Memikirkan pekerjaan sebagai materi yang perlu dieksplorasi sebagai alat menuju singgasana tingkat pekerjaan yang sering disebut dengan "stay in demand".

Memang pada tahapan awal seseorang harus mencari / menemukan pekerjaan kalau ia tidak mampu langsung menciptakannya. Tetapi pada satu titik nanti akan datang sebuah moment di mana orang merasa ‘malu’ kalau harus terus-menerus mencari. Ia kemudian akan mencoba untuk "dicari" (to attract). Nah...untuk sampai pada tingjkatan tersebut tentu bukan perkara gampang. Kalau alat untuk membuat orang lain tertarik pada anda (baca: pekerjaan) tidak anda bina dari sekarang sementara moment demikian sudah mulai muncul, maka….?

4.Menyikapi pekerjaan sebagai pihak yang kita kontrol, bukan sebaliknya.

Dengan memegang kendali berarti desain/model masa depan pekerjaan berada di tangan kita. Pengendalian adalah manifestasi dari pikiran, perasaan, dan keyakinan positif. Jadi, pembeda mendasar antara memegang dan melepaskan kontrol (dikontrol) terletak pada unsur positif dan negatif. Kalau kita merasa negatif atas pekerjaan saat ini sama dengan memberi izin kepada perasaan untuk mengontrol kita dan biasanya menghasilkan "bad surprise".


5.Menjalani pekerjaan tetap pada koridor merealisasikan platform kualitas.
Contoh dari platform pekerjaan itu adalah anda memilih menjadi specialist, generalist atau lainnya. Praktek yang sering terjadi adalah praktek lompat sana-sini dengan kualitas penguasaan pekerjaan yang masih jauh dari singgasana "in demand" atau lebih tepatnya hanya didorong oleh perbedaan nilai nominal gaji awal, bukan oleh dorongan merealisasikan platform. Sepintas memang telah terjadi perbedaan atau perubahan nasib tetapi esensinya di belakang sama saja. Mengapa? Nasib reward suatu pekerjaan yang kita jalani lebih sering ditentukan oleh kemampuan untuk menciptakan kualitas yang lebih kepada pihak lain bukan dibedakan oleh identitas pekerjaan atau perusahaan.

Platform kualitas adalah pernyataan diri tentang sebuah pekerjaan yang kita pilih berdasarkan nilai, tujuan, keunggulan, pengalaman, atau pendidikan. Platform yang kita buat tanpa keputusan dan pondasi kecuali ikut-ikutan atau desakan reaktif kebutuhan sesaat atau penghindaran membuat kita mudah bongkar pasang platform yang tidak mengikuti “Growth Circle”. Artinya apa yang dilakukan hanya berfungsi seperti candu yang hanya menenangkan sementara dan karena dunia ini tidak berbeda maka masalah di tempat lama akan juga ditemui di tempat yang baru.


Pembelajaran Diri

Supaya gap antara realita pekerjaan ideal dan aktual tidak terus membesar dan malah menyerang kita maka jurus yang paling aman adalah mejalani pembelajaran dimana kita memahami kesempurnaan adalah proses usaha yang terus kita lakukan menuju yang lebih sempurna. Beberapa ide berikut bisa kita jadikan acuan untuk melangkah mendekati kesempurnaan pekerjaan:


1.Aktualisasi ideal

Cara membuat ideal menjadi actual atau mengaktifkan rumusan ideal supaya bekerja di alam aktual adalah "to live the life in living present". Berpikirlah tentang hari esok, dan merenunglah tentang hari kemarin tetapi ketika sudah bertindak maka fokuskan pada perbaikan hari ini. Bertindak adalah solusi terbaik untuk hari ini sedangkan mengetahui adalah solusi untuk hari esok. Pendek kata, ketika sudah datang saat untuk bertindak, tinggalkan sementara memikirkan (how) atau merenungan (why) tetapi just do it. Honore De Balzac (1799 – 1850) , seorang journalist Perancis mengatakan bahwa senjata paling ampuh untuk tetap sabar menghadapi realita yang tidak mempedulikan keadaan kita dan lingkungan yang sering mencaci maki kita adalah mengisi hidup untuk hari ini yang didorong oleh inspirasi merealisasikan rumusan ideal


2.Akselerasi Proses

Menyadari proses merupakan alat untuk mempercepat sirkulasi dari unwanted menuju wanted situasi. Menyadari proses juga dapat menyelamatkan kita dari problema yang disebabkan oleh keterlambatan menyadari adanya "the moment of AHA" dari peristiwa yang telah / sedang kita jalani. Menyadari proses artinya melakukan sesuatu (extra effort) dari yang paling mampu kita lakukan untuk memperbaiki keadaan yang tidak kita inginkan saat ini. Sebgaai contoh, ketika anda tidak ‘rela’ menjadi karyawan tingkat rendah, tangkaplah ketidakrelaan tersebut sebagai isyarat untuk menjadi karyawan tingkat atas dengan melakukan extra-effort yang secara rasional akan mengantarkan anda ke posisi tersebut.. Sekali lagi usaha ekstra tidak selamanya menuntut untuk dipahami secara ‘wah’ yang saat jauh dari kemampuan riil kita. Kita bisa membaca buku, mempelajari orang lain yang lebih atas tentang bagaimana mereka menyelesaikan masalah pekerjaan untuk dipahami.


3.Kapitalisasi Kekuatan

Kapitalisasi kekuatan adalah aplikasi manajemen usaha ekstra. Strategi yang kita jalankan untuk memperbaiki pekerjaan lebih penting ketimbang melakukan sesuatu secara asal-asalan. Kapitalisasi adalah usaha yang kita lakukan untuk menggali lebih dalam kekuatan yang oleh bahasa industri diterjemahkan sebagai langkah menaikannkan daya jual. Atau dengan kata lain, usaha yang kita lakukan untuk menaiki tangga singgasana menuju posisi "stay in demand". Kapitalisasi kekuatan dilakukan dengan cara: a) memperkuat daya tarik spesialisasi pelayanan personal yang mengarah pada apa dan siapa anda; b) memperjelas unsur diferensiasi (keunggulan dan keunikan) sebagai benteng pertahanan menghadapi persaingan; c) menciptakan segmentasi aktivitas, bidang dan jaringan, d) menciptakan konsentrasi hanya pada pengembangan dan perbaikan.


Walhasil, ideal atau tidak ideal suatu pekerjaan bagi kita murni urusan memilih bagaimana kita memahami keadaan pekerjaan. Hal terpenting adalah jangan sampai karena kita tidak puas dengan hari ini lalu kepuasan hari depan tidak kita ciptakan mulai sekarang. Padahal seperti dikatakan pepatah, telor hari ini masih lebih baik daripada ayam hari esok. Kenyataan kerap mengajarkan orang yang bisa menerima pekerjaan sebagai telor hari ini lebih sering mendapatkan tawaran yang lebih banyak dan lebih mudah. Bisa jadi telor dan bisa juga langsung ayam. Siapa tahu. Semoga berguna. (jp)

http://www.e-psikologi.com
Oleh: Ubaydillah, AN



menambah-kualitas-diri

indahnya-kegagalan

beragam-manfaat-air-liur

orang-dengan-gangguan-kepribadian-masih-dapt-bekerja

tulisan-menggambarkan-kepribadian-anda

tips-warna-dalam-berkarir-diri-anda

4-Tips-kerja-tanpa-stress

strategi-jitu-mengubah-nasib

asertivitas

mengapa-optimisme-diperlukan

depresi-dan-reformasi-diri

cukupkah-berfikir-positib

pede-atau-egois

antara-sebab-dan-akibat

memaknai-peristiwa-hidup

tentang-pemahaman-hidup

tentang-konsep-diri

memupuk-rasa-percaya-diri

memahami-bagaimana-virus-kegagalan-berproses

memahami-cara-mewujudkan-suatu-gagasan

self-defeating

merdeka-atau-mati

menjaga-reputasi

membuka-dialog-diri

saatnya-mengaudit-langkah

banting-setir

modal-utama-pencari-kerja

mempertanyakan-pekerjaan-ideal

usia-muda-dan-gangguan-karier

membangun-kepercayaan

mengantisipasi-kelumpuhan-karir

data pengunjung blog angga chen

Pharmacy Directory
Pharmacy Directory